MAKALAH
FILSAFAT DAKWAH
”HAKIKAT
MEDIA DALAM DAKWAH”
Dosen Pengampuh: Pajrun
Kamil. M. Sos. I
DISUSUN
OLEH: KELOMPOK VI
1.
AJRUL
MUHSININ
2.
WILLYS
RAHMANITA
3.
M.
DAILAMI LUTHPI
4.
ROMA
APRIANSYAH
JURUSAN
DAKWAH
PROGRAM
STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam mengahadapi era globalisasi
informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada
cepatnya perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai
media penyampai informasi kepada halayak, sepertinya tidak dapat dibendung.
Tetapi sebaliknya, keberadaan teknologi canggih di era globalisasi informasi
dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk penyebaran informasi dan
pesan-pesan dakwah Islam.
Aktivitas dakwah Islam saat ini
tidak cukup dengan media tradisional, seperti melalui ceramah dan pengajian
yang masih menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan
media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir
manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih mengena
sasaran dan tidak out of date.
Peranan
media dalam keberhasilan dakwah sangat signifikan, karena media berfungsi
sebagai sarana, alat atau peraantara dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah.
Berhasil atau tidaknya pesan-pesan dakwah yang diterima oleh mad’u (Jama’ah)
tentunya ditentukan oleh media yang digunakan. Pemilihan dan penggunaan media
dalam berdakwah adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh juru
dakwah. Oleh karena itu, para juru dakwah harus mampu menguasai berbagai media
dari yang konvensional sampai dengan media modern.[1]
Media
Cetak, Elektronik, Informasi, Sosial dewasa ini sangat menjamur seperti
Majalah, Surat Kabar, Buletin, Televisi, Radio dan Internet. Hal ini merupakan
wujud nyata dari sebuah era Informasi dan keterbukaan. Oleh sebab itu alangkah
baiknya jika para Pendakwah(Da’i)/Mubaligh mampu memanfaatkan media-media catak
yang ada itu sebagai sarana untuk berdakwah. Para mubaligh hendaknya segera mempersiapkan
diri menjadi penulis-penulis handal sehingga mampu bersaing dalam Amar Ma’ruf
Nahi Munkar dibidang media . mengingat Media saat ini banyak sekali peminatnya.
Dunia pers yang memiliki fungsi marak. Pada dasarnya pers adalah pisau yang
bermata dua, ia dapat menjadi alat dakwah yang efektif. Media informasi, cetak
maupun elektronik yang berkembang saat inilah problem dasar bagi para pelaku
dakwah. Masalahnya, siapkah para juru dakwah mengisi media-media ini untuk
membawa misi perdamaian dan penyelamatan
bagi umat manusia. Atau hanya membiarkan masyarakat dijejali pesan-pesan dan
propaganda yang menyeret umat manusia pada kejahilan, kesesatan dan akan
menjadi penyesalan yang berkepanjangan.
B.
Rumusan Masalah
a. Pengertian Media dan Dakwah
b. Fungsi dan peranan Media dalam
dakwah
c. Hakekat Media Dalam Dakwah
C.
Maksud Dan Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk menambah khazanah keilmuan kita terhadap Dakwah dengan
mengkolaborasikannya dengan media yang berkembang saat ini. Kita harus jeli
dalam melihat fungsi media yang akhir-akhir ini banyak beredar di masyarakat.
Dan kembali kepada hakikat media yang sebenarnya yakni membumikan dan
mensyiarkan Islam secara luas dan menyeluruh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa
Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara
etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan media
sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih
spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan
isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan
sebagainya[2]
Menurut Wardi Bachtiar media Dakwah
adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah, seperti
Televisi, radio, kaset rekaman, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Dari
definisi ini tampaknya Wardi Bachtiar cenderung mendefinisikan media sebagai
alat atau benda fisik yang digunakan sebagai sarana alat komunikasi antara juru
dakwah dengan jama’ah yang sangat menentukan dalam keberhasilan dakwah, yang
jelas dari banyak pendapat media, mereka sepakat bahwa peranan media dalam
mencapai keberhasilan dakwah sangat penting.[3]
Adapun yang dimaksud dengan media (wasilah)
dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran
Islam) kepada mad’u[4]
Dengan banyaknya media yang ada, maka da’i harus memilih media yang paing
efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
waktu memilih media adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada satu media pun yang paling
baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki
karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.
2. Media yang dipilih sesuai dengan
tujuan dakwah yang hendak dicapai.
3. Media yang dipilih sesuai dengan
kemampuan sasaran dakwahnya.
4. Media yang dipilih sesuai dengan
materi dakwahnya.
5. Pemilihan media hendaknya dilakukan
dengan cara objektif, artinya pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da’i.
6. Kesempatan dan ketersediaan media
perlu mendapat perhatian.
7. Efektifitas dan efesiensi harus
diperhatikan.
Pengertian Dan Definisi Dakwah
1. Arti Dakwah Menurut Bahasa
(etimologi)
Ditinjau dari segi etimologi
atau asal kata ( bahasa), dakwah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti
"panggilan, ajakan atau seruan"
2. Arti Dakwah Menurut istilah
(semantik)
Dakwah menurut arti
istilahnya mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak Ahli Ilmu
Dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah
terdapat beraneka ragam pendapat. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka
didalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Sehingga antara definisi
menurut ahli yang satu dengan lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan
kesamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah akan disajikan beberapa definisi
dakwah.
Menurut
Drs.Hamzah Yaqup dalam bukunya" Publisistik Islam memberikan pengertian
dakwah dalam islam ialah "Mengajak
umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah
dan RasulNya". (47: 9)
Dalam Al Quran surat
An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia kejalan
Allah dengan cara yang bijaksana, nasihat yang baik serta berdebat dengan cara
yang baik pula[5].
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Artinya
: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[6]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.
B.
Fungsi
dan peranan Media Dalam Dakwah
Dalam konteks
dakwah media bias multi fungsi, sebagai alat bantu. Media berfungsi untuk
mencapai tujuan dakwah dari juru dakwah kepada mad’u (Jama’ah). Sebagai sarana
media berfungsi sebagai mediator antara juru dakwah kepada sasaran dakwabh.
Sebagai perantara, media berfungsi sebagai petunjuk yang dilalui juru dakwah
untuk mencapai jama’ah. Yang jelas apapun pengertian dan fungsi media. Yang
pasti pengetahuan dan penguasaan tentang media sangat penting dimiliki dan
diketahui oleh juru dakwah.
C.
Hakikat
Media Dalam Dakwah
Pada dasarnya, dakwah dapat
menggunakan berbagai media yang dapat merangsang indra-indra manusia serta
dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah. Berdasarkan banyaknya
komunikan yang menjadi sasaran dakwah, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
media massa dan media nonmassa[7]
1. Media Massa
Media massa digunakan dalam
komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media
massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya surat kabar,
radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi
dakwah.
Keuntungan dakwah dengan menggunakan
media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan, artinya suatu
pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi
untuk menyebarkan informasi media masa sangat efektif dalam mengubah sikap,
perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.
2. Media Nonmassa
Media ini biasanya digunakan dalam
komunikasi untuk orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu seperti surat,
telepon, SMS, telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain.
Semua itu dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan dan
komunikannya tidak bersifat massal[8]
Disadari atau tidak, media dalam
penggunaan komunikasi terutama media massa telah meningkatkan intensitas, kecepatan
dan jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia dalam berbagai hal. Termasuk
dalam hal ini tak ketinggalan adalah dalam komunikasi dakwah massa. Media yang
terbaik untuk mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan
sesuatu dalam dakwah, secara terperinci, Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu
menjadi lima:
a.
Lisan, inilah media dakwah yang
paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk
pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b. Tulisan, buku majalah, surat kabar,
korespondensi (surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.
c.
Lukisan, gambar, karikatur, dan
sebagainya.
d. Audio visual, yaitu alat dakwah yang
dapat merangsang indera pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya. Bisa
berbentuk televisi, slide, ohap, internet, dan sebagainya.
e.
Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan
nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh
mad’u[9]
Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah,
dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.
The spoken words (berbentuk ucapan)
Yang
termasuk dalam kategori ini adalah alat yang mengeluarkan bunyi. Karena hanya
dapat ditampak oleh telinga dan biasa disebut dengan the audial media da dapat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon, radio dan lain-lain[10]
2.
The printed writing (yang berbentuk tulisan)
Yang
termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-gambar tercetak,
lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosure, pamphlet, dan sebagainya[11]
3.
The audio visual (berbentuk gambar hidup)
Yaitu
merupakan penggabungan dari kedua golongan diatas, yang termasuk dalam kategori
ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya[12]
Disamping penggolongan wasilah
diatas, wasilah dakwah dari segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Media tradisional, yaitu berbagai
macam seni pertunjukan yang secara tradisonal dipentaskan didepan umum terutama
sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang,
drama, lenong dan sebagainya.
2. Media modern, yang diistilahkan juga
dengan “media elektronika” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Yang
termasuk media modern ini antara lain televise, radio, pers dan sebagainya[13]
BAB
III
PENUTUP
Media (wasilah) dakwah adalah alat yang dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan
banyaknya media yang ada, maka seorang da’i harus memilih media yang paing
efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Bentuk-bentuk media dakwah terbagi
menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa. Jika dilihat dari segi
penyampaian pesan dakwah maka media itu terbagi kedalam tiga golongan, yakni
yang berbentuk ucapan, tulisan, dan yang berbentuk gambar hidup. Sedangkan bila
dilihat dari segi sifatnya, maka wasilah dakwah itu dibedakan menjadi wasilah
tradisional dan wasilah modern. Disamping itu juga terdapat beberapa
benda yang secara umum digunakan sebagai media dakwah. Pertama, yaitu
media visual misalnya film slide, OHP, dan gambar (foto). Kedua, yaitu
media audio seperti radio dan tape recorder. Ketiga, yakni media audio
visual misalnya televise, internet, dan film. Dan yang terakhir yaitu media
cetak seperti halnya surat kabar, buku dan majalah.
Dakwah dapat dilaksanakan dengan
berbagai metode seperti, ceramah,diskusi, tanya jawab, dan sebagainya. Oleh
karena itu dalam berdakwah walaupun sudah menggunakan media modern namun tidak
menghilangkan media tradisional yang masih digunakan dengan baik, sehingga
dalam berdakwah penggunaan media tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan
masyarakat setempat. Karena keadaan lingkungan masing- masing masyarakat tidak
selalu sama, maka materinya juga harus bervariasi menyesuaikan keadaan dimana
juru dakwah harus mencari masalah – masalah yang dihadapi dan sekaligus
memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan pembicaraan dalam
berdakwah.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Rahman, Metode Dakwah, Cet. I, LP2M STAIN Curup,
2010. Curup.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta:
Amzah.
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada
Media.
Dr.
H. Salmadanis. MA, Filsafat Dakwah. Cet.
II, Pen. SURAU, 2003, Jakarta.
[1] Dr. Wardi Bachtiar, Methodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, logos
Wacana Ilmu, Jakarta, 1997. Hlm. 35
[2] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,
2009), hal. 113.
[3] Drs. Mahfudh Shaludin dkk. Methodelogi Pendidikan Agama, PT. Bina
Ilmu, Surabaya, 1984. Hlm. 144.
[6] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan
antara yang hak dengan yang bathil.
[8] Ibid.Hlm. 106.
[10] Ibid. Hlm. 121
[12] Ibid,.
[13] Ibid,.