Minggu, 15 Mei 2016

Contoh Khutbah Nikah

KHUTBAH NIKAH
SEJAHTERA, SAKINAH MAWADDAH
DAN RAHMAH




 OLEH:
             AJRUL MUHSININ                                                
                                NIM : 1063065

Dosen : Suryono. M.Pd.I

JURUSAN DAKWAH PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
TAHUN 2013




إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَيَقْرَأُ ثَلَاثَ آيَاتٍ )  رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَالْحَاكِمُ
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt karena hanya dengan limpahan Rahmat dan Taufiq-Nyalah kita bersama dapat hidup dalam kehidupan yang bahagia, dengan mengamalkan nilai-nilai agama-Nya. Pada kesempatan ini pula marilah kita semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Hadirin Yang Berbahagia
Perkawinan adalah suci dalam Islam untuk menemukan dan mempersatukan dua jenis yang sebelumnya tidak ada hubungan denganya, melalui perjanjian agung yang disebut dalam Al-Qur’an “Milsaqan Ghalizhu”

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi.
Dalam menuju rumah tangga yang ideal itu, tidak mudah, tetapi memerlukan persiapan-persiapan yang sempurna menurut kaidah-kaidah Islam, dan inilah sebabnya sedini mungkin Nabi memberikan himbauan khusus kepada generasi Muda.
Hadirin Yang Berbahagia
Perkawinan memang terlihat dari kejauhan suatu persetujuan hidup yang menyenangkan dan membahagiakan, tetapi bila telah dialami sendiri akan terasa kenyataan yang sesungguhnya. Bila pada saat resepsi pernikahan kita menyaksikan kegembiraan. Penuh senyum tawa renyah. Tidak jarang pula senang dan susah datang silih berganti, tangis dan senyum datang menghiasi, ibarat ditengah lautan, tidak jarang badai menerpa dengan dahsyatnya yang menyebabkan tengelamnya bahtera kehidupan, bila juru mudi tidak tahu tidak berpengetahuan cara untuk menyelamatkannya. Syarat yang sangat mendukung tercapainya tujuan perkawinan yaitu suatu perkawinan yang sejahtera bahagia lahir dan bathin.
Hadirin Yang berbahagia
Manusia hidup didunia ini pada umumnya ingin berbahagia dan sejahtera lahir dan bathin. Bermacam usaha dilakukan, baik siang maupun malam semuanya bertujuan meraih kehidupan yang lebih baik. Segenap ilmu pengetahuan dan kiat serta jurus-jurus yang ampuh  digunakan untuk mendapatkannya, namun kadang kala teramat sedikit yang menjadikan tuntunan agama sebagai landasan dasar usaha dan upaya mereka. Akibatnya bermacam-macam permasalahan dalam kehidupan tumbuh dan berkembang, tidak jarang dapat mengurangi taraf kebahagian dan kesejahteraan yang telah mereka dapatkan dengan segala susah payah.


Hadirin Yang berbahagia
Kehidupan yang aman dan tenteram adalah suatu kebahagian yang selalu didambakan oleh setiap manusia yang sehat dan wajar. Setiap orang akan merasakan tersiksa minimal akan berkurang kebahagiaan jika keadaan disekitarnya masih ada suatu yang dirasakannya sebagai ancaman terhadap dirinya karena dapat mengurangi kesejahteraanya.
Oleh sebab itu mereka yang beriman akan melindungkan diri dan kehidupannya dibawah naungan kebesaran serta kasih saying Allah dengan tetap teguh memegang aqidah sebagaimana dalam kitab suci Al-Qur’an Surat Al-hadid ayat 16.
* öNs9r& Èbù'tƒ tûïÏ%©#Ï9 (#þqãZtB#uä br& yìt±øƒrB öNåkæ5qè=è% ̍ò2Ï%Î! «!$# $tBur tAttR z`ÏB Èd,ptø:$# Ÿwur (#qçRqä3tƒ tûïÏ%©!$%x. (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# `ÏB ã@ö6s% tA$sÜsù ãNÍköŽn=tã ßtBF{$# ôM|¡s)sù öNåkæ5qè=è% ( ׎ÏWx.ur öNåk÷]ÏiB šcqà)Å¡»sù ÇÊÏÈ  
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

Hadirin Yang berbahagia
Mereka yang beriman kepada Allah, malaikat, kitab suci, rasul-rasul Allah, hari Akhir, qada dan qadar tentu kehidupannya akan selalu disesuaikan  dengan pedoman agama yang diyakini kebenarannya, sangatlah dan bervariasi tuntunan iman itu kepada setiap manusia, sejak dari yang teramat besar ialah “laa ilaaha illallah” hingga yang terkecil ialah membuang duri atau ‘hambatan yang terdapat dijalan. Dalam melaksanakan kalimat tauhid ternyata tidaklah mudah sebab memerlukan makriffat yang cukup yang disertai oleh keyakinan, ketekunan, kesejukan serta perjuangan yang tidak pernah berhenti disepanjang kehidupan. 


وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.

Hadirin Yang berbahagia
Setelah rumah tangga terbentuk, kegiatan yang sangat penting adalah memelihara dan membina lembaga perkawinan tersebut, sehingga terciptanya keluarga sejahtera. Begitu akad nikah sepasang anak Adam, terbentuklah keluarga keluarga dan rumah tangga baru. Sejak saat itulah suami istri mempunyai tugas membina harmonis yang diwarnai oleh semangat mawaddah dan Rahmah yang artinya yaitu rasa cinta dan kasih sayang.

Untuk mewujudkan kehidupan harmonis, Islam memberikan patokan-patokan :
Pertama  :  Islam meletakkan Prinsip bahwa suami  istri    mempunyai martabat dan kedudukan yang sama sebagai manusia, hamba Allah Swt.
Kedua       :  Islam mengajarkan bahwa kehidupan rumah tangga hubungan suami istri adalah saling melengkapi dan saling mengisi. Saling mengingatkan bila salah satu berbuat kealpaan, dan memahami kelebihan dan kekuarangan pihak lain.
Ketiga       :  Islam sangat menekankan kepada suami istri untuk menciptakan pergaulan yang baik, memberi contoh akhlak yang baik, dan kemudian menurunkannya kepada anak-anaknya di kemudian hari
Keempat :  Islam sangat menekankan penciptaan suasana keagamaan dalam kehidupan rumah tangga. Tanpa suasana keagamaan dalam rumah tangga, maka suasana yang ada hanyalah kegersangan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam sebuah Hadist :
Artinya : “Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah didalamnya dan rumah yang didalamnya tidak pernah disebut nama Allah di dalamnya adalah ibarat orang yang hidup dan orang yang mati”. (Bukhari dan Muslim).
Hadirin Yang berbahagia
Allah Swt sangat menyanyangi umat manusia, memberikan arahan yang sangat tepat, supaya sebuah keluarga menurunkan generasi yang lebih tangguh. Sebagaimana bunyi surat An-Nissa’, ayat 9
|·÷uø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz Zp­ƒÍhèŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ (#qà)­Guù=sù ©!$# (#qä9qà)uø9ur Zwöqs% #´ƒÏy ÇÒÈ  
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar”.
Dari firman Allah Swt tersebut maka untuk mengupayakan keturunan yang lebih tangguh jasmani dan rohani, maka kepada keluarga mempunyai tanggung jawab antara lain :
1.      Membekali anak dengan pendidikan
Orang tua, Membekali anak-anaknya dengan pendidikan umum dan agama, dalam membentuk kecerdasan dan kepribadiaanya.
2.      Menjaga kesehatan
Pentingnya kesehatan bagi anak-anak berkaitan erat dengan kesejahteraan keluarga, karena kesehatan anak-anak sangat mempengaruhi aktifitas, baik dalam menyerap pengalaman sehari-hari, maupun dalam menerima ilmu dan pelajaran yang menyeluruh, untuk pembentukkan kepribadiannya dikemudian hari.
3.      Menanamkan disiplin
Kedisiplinan sangatlah penting, agar tercipta saling menghargai diantara anggota keluarga. Sehingga ada batasan antara orang tua yang bertanggung jawab dan anak-anak yang patuh, dalam kaitan penanaman akhlak yang terpuji. Bila hal ini terjadi, maka terbentuklah satu keluarga yang tua menyayangi yang muda yang muda menghormati hormat dan sopan santunkepada orang yang lebih tua.
4.      Menanamkan ketakwaan kepada Allah Swt.
Pendidikan orang tua kepada anak-anaknya wajib ditanamkan sejak dari kandungan ibunya. Kemudian setelah lahir , orang tua memberikan ketauladanan, dengan melakukan segala kegiatan yang diwarnai dengan pelaksanaan ibadah kepada Allah. Swt. Setiap kegiatan yang baik diawali dengan Basmallah. Dengan melihat teladan orang tuannya dan praktek keagamaan yang dilakukan orang tua, maka anak-anak akan secara otomatis meniru dan mengikuti kegiatan tersebut, sehingga akan terbiassa dengan kegiatan yang Islami.
Hadirin Yang berbahagia
Dalam sebuah rumah tangga istri/wanita hendaklah  jangan hanya berperan sebagai pendamping suami saja, tapi hendaklah berperan  sebagai Shadieq yaitu sahabat, sebagai Samier kawan senda gurau, sebagai sarieq yaitu mitra terpercaya dan sebagai ralieq yaitu teman tawa dalam suka penghibur dikala duka.
Sedangkan dalam rumah tangga , Islam mengajarkan empat prinsip yaitu persamaan martabat dan kedudukan sebagai hamba Allah. Swt, prinsip saling isi dan melengkapi, prinsip menciptakan hubungan harmonis dan prinsip keagamaan dalam keluarga.
Dengan berpegang teguh pada uraian diatas maka Insya Allah akan terbentuk keluarga yang sejahtera, keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah yang akan menurunkan keturunan, generasi yang mampu mengatasi tantangan zaman yang diwarnai oleh kemajuan ilmu dan tekhnologi dan tetap pada ajaran islam.


Tidak ada komentar: