KHUTBAH
NIKAH
SEJAHTERA,
SAKINAH MAWADDAH
DAN
RAHMAH
OLEH:
AJRUL MUHSININ
NIM : 1063065
Dosen
: Suryono. M.Pd.I
JURUSAN DAKWAH PRODI KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM (KPI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
TAHUN 2013
إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ
يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَيَقْرَأُ ثَلَاثَ
آيَاتٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
, وَالْحَاكِمُ
Marilah
kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt karena hanya dengan limpahan
Rahmat dan Taufiq-Nyalah kita bersama dapat hidup dalam kehidupan yang bahagia,
dengan mengamalkan nilai-nilai agama-Nya. Pada kesempatan ini pula marilah kita
semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Hadirin Yang Berbahagia
Perkawinan
adalah suci dalam Islam untuk menemukan dan mempersatukan dua jenis yang
sebelumnya tidak ada hubungan denganya, melalui perjanjian agung yang disebut
dalam Al-Qur’an “Milsaqan Ghalizhu”
عَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ
اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ
لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ
وِجَاءٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi
muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin,
karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa
belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq
Alaihi.
Dalam menuju rumah tangga yang ideal itu, tidak mudah,
tetapi memerlukan persiapan-persiapan yang sempurna menurut kaidah-kaidah
Islam, dan inilah sebabnya sedini mungkin Nabi memberikan himbauan khusus kepada
generasi Muda.
Hadirin Yang
Berbahagia
Perkawinan memang
terlihat dari kejauhan suatu persetujuan hidup yang menyenangkan dan
membahagiakan, tetapi bila telah dialami sendiri akan terasa kenyataan yang
sesungguhnya. Bila pada saat resepsi pernikahan kita menyaksikan kegembiraan.
Penuh senyum tawa renyah. Tidak jarang pula senang dan susah datang silih
berganti, tangis dan senyum datang menghiasi, ibarat ditengah lautan, tidak
jarang badai menerpa dengan dahsyatnya yang menyebabkan tengelamnya bahtera kehidupan,
bila juru mudi tidak tahu tidak berpengetahuan cara untuk menyelamatkannya.
Syarat yang sangat mendukung tercapainya tujuan perkawinan yaitu suatu
perkawinan yang sejahtera bahagia lahir dan bathin.
Hadirin Yang berbahagia
Manusia hidup
didunia ini pada umumnya ingin berbahagia dan sejahtera lahir dan bathin.
Bermacam usaha dilakukan, baik siang maupun malam semuanya bertujuan meraih
kehidupan yang lebih baik. Segenap ilmu pengetahuan dan kiat serta jurus-jurus
yang ampuh digunakan untuk mendapatkannya,
namun kadang kala teramat sedikit yang menjadikan tuntunan agama sebagai
landasan dasar usaha dan upaya mereka. Akibatnya bermacam-macam permasalahan
dalam kehidupan tumbuh dan berkembang, tidak jarang dapat mengurangi taraf
kebahagian dan kesejahteraan yang telah mereka dapatkan dengan segala susah
payah.
Hadirin Yang berbahagia
Kehidupan yang aman
dan tenteram adalah suatu kebahagian yang selalu didambakan oleh setiap manusia
yang sehat dan wajar. Setiap orang akan merasakan tersiksa minimal akan berkurang
kebahagiaan jika keadaan disekitarnya masih ada suatu yang dirasakannya sebagai
ancaman terhadap dirinya karena dapat mengurangi kesejahteraanya.
Oleh sebab itu
mereka yang beriman akan melindungkan diri dan kehidupannya dibawah naungan
kebesaran serta kasih saying Allah dengan tetap teguh memegang aqidah
sebagaimana dalam kitab suci Al-Qur’an Surat Al-hadid ayat 16.
* öNs9r& Èbù't tûïÏ%©#Ï9 (#þqãZtB#uä br& yìt±ørB öNåkæ5qè=è% Ìò2Ï%Î! «!$# $tBur tAttR z`ÏB Èd,ptø:$# wur (#qçRqä3t tûïÏ%©!$%x. (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# `ÏB ã@ö6s% tA$sÜsù ãNÍkön=tã ßtBF{$# ôM|¡s)sù öNåkæ5qè=è% ( ×ÏWx.ur öNåk÷]ÏiB cqà)Å¡»sù ÇÊÏÈ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah
diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik.
Hadirin Yang berbahagia
Mereka yang beriman
kepada Allah, malaikat, kitab suci, rasul-rasul Allah, hari Akhir, qada dan
qadar tentu kehidupannya akan selalu disesuaikan dengan pedoman agama yang diyakini
kebenarannya, sangatlah dan bervariasi tuntunan iman itu kepada setiap manusia,
sejak dari yang teramat besar ialah “laa
ilaaha illallah” hingga yang terkecil ialah membuang duri atau ‘hambatan
yang terdapat dijalan. Dalam melaksanakan kalimat tauhid ternyata tidaklah
mudah sebab memerlukan makriffat yang cukup yang disertai oleh keyakinan,
ketekunan, kesejukan serta perjuangan yang tidak pernah berhenti disepanjang
kehidupan.
وَعَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
( تُنْكَحُ
اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا ,
وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ
Dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan
itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan
agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia."
Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.
Hadirin Yang berbahagia
Setelah rumah
tangga terbentuk, kegiatan yang sangat penting adalah memelihara dan membina
lembaga perkawinan tersebut, sehingga terciptanya keluarga sejahtera. Begitu
akad nikah sepasang anak Adam, terbentuklah keluarga keluarga dan rumah tangga
baru. Sejak saat itulah suami istri mempunyai tugas membina harmonis yang
diwarnai oleh semangat mawaddah dan Rahmah yang artinya yaitu rasa cinta dan
kasih sayang.
Untuk mewujudkan
kehidupan harmonis, Islam memberikan patokan-patokan :
Pertama
: Islam meletakkan Prinsip bahwa suami istri
mempunyai martabat dan kedudukan
yang sama sebagai manusia, hamba Allah Swt.
Kedua : Islam mengajarkan bahwa kehidupan rumah
tangga hubungan suami istri adalah saling melengkapi dan saling mengisi. Saling
mengingatkan bila salah satu berbuat kealpaan, dan memahami kelebihan dan
kekuarangan pihak lain.
Ketiga : Islam
sangat menekankan kepada suami istri untuk menciptakan pergaulan yang baik,
memberi contoh akhlak yang baik, dan kemudian menurunkannya kepada anak-anaknya
di kemudian hari
Keempat
: Islam sangat menekankan penciptaan
suasana keagamaan dalam kehidupan rumah tangga. Tanpa suasana keagamaan dalam
rumah tangga, maka suasana yang ada hanyalah kegersangan.
Sebagaimana sabda
Rasulullah Saw dalam sebuah Hadist :
Artinya : “Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah
didalamnya dan rumah yang didalamnya tidak pernah disebut nama Allah di
dalamnya adalah ibarat orang yang hidup dan orang yang mati”. (Bukhari dan
Muslim).
Hadirin Yang berbahagia
Allah
Swt sangat menyanyangi umat manusia, memberikan arahan yang sangat tepat,
supaya sebuah keluarga menurunkan generasi yang lebih tangguh. Sebagaimana
bunyi surat An-Nissa’, ayat 9
|·÷uø9ur
úïÏ%©!$#
öqs9
(#qä.ts?
ô`ÏB
óOÎgÏÿù=yz
ZpÍhè
$¸ÿ»yèÅÊ
(#qèù%s{
öNÎgøn=tæ
(#qà)Guù=sù
©!$#
(#qä9qà)uø9ur
Zwöqs%
#´Ïy
ÇÒÈ
“Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar”.
Dari
firman Allah Swt tersebut maka untuk mengupayakan keturunan yang lebih tangguh
jasmani dan rohani, maka kepada keluarga mempunyai tanggung jawab antara lain :
1. Membekali
anak dengan pendidikan
Orang tua, Membekali
anak-anaknya dengan pendidikan umum dan agama, dalam membentuk kecerdasan dan
kepribadiaanya.
2. Menjaga
kesehatan
Pentingnya kesehatan bagi
anak-anak berkaitan erat dengan kesejahteraan keluarga, karena kesehatan
anak-anak sangat mempengaruhi aktifitas, baik dalam menyerap pengalaman
sehari-hari, maupun dalam menerima ilmu dan pelajaran yang menyeluruh, untuk
pembentukkan kepribadiannya dikemudian hari.
3. Menanamkan
disiplin
Kedisiplinan sangatlah
penting, agar tercipta saling menghargai diantara anggota keluarga. Sehingga
ada batasan antara orang tua yang bertanggung jawab dan anak-anak yang patuh,
dalam kaitan penanaman akhlak yang terpuji. Bila hal ini terjadi, maka
terbentuklah satu keluarga yang tua menyayangi yang muda yang muda menghormati
hormat dan sopan santunkepada orang yang lebih tua.
4. Menanamkan
ketakwaan kepada Allah Swt.
Pendidikan orang tua kepada
anak-anaknya wajib ditanamkan sejak dari kandungan ibunya. Kemudian setelah
lahir , orang tua memberikan ketauladanan, dengan melakukan segala kegiatan
yang diwarnai dengan pelaksanaan ibadah kepada Allah. Swt. Setiap kegiatan yang
baik diawali dengan Basmallah. Dengan
melihat teladan orang tuannya dan praktek keagamaan yang dilakukan orang tua,
maka anak-anak akan secara otomatis meniru dan mengikuti kegiatan tersebut,
sehingga akan terbiassa dengan kegiatan yang Islami.
Hadirin Yang berbahagia
Dalam
sebuah rumah tangga istri/wanita hendaklah
jangan hanya berperan sebagai pendamping suami saja, tapi hendaklah
berperan sebagai Shadieq yaitu sahabat, sebagai Samier
kawan senda gurau, sebagai sarieq yaitu
mitra terpercaya dan sebagai ralieq yaitu
teman tawa dalam suka penghibur dikala duka.
Sedangkan
dalam rumah tangga , Islam mengajarkan empat prinsip yaitu persamaan martabat
dan kedudukan sebagai hamba Allah. Swt, prinsip saling isi dan melengkapi,
prinsip menciptakan hubungan harmonis dan prinsip keagamaan dalam keluarga.
Dengan
berpegang teguh pada uraian diatas maka Insya Allah akan terbentuk keluarga
yang sejahtera, keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah yang akan menurunkan
keturunan, generasi yang mampu mengatasi tantangan zaman yang diwarnai oleh
kemajuan ilmu dan tekhnologi dan tetap pada ajaran islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar