Minggu, 22 Januari 2017

PILGUB DKI 2017, Update Beritanya, Klik sites dibawah


Pilgub DKI 2017 Berita Update

CEDIKIAWAN MUSLIM ABAD INI
Oleh: Ajrul Muhsinin M. Kom. I



Kualitas Manusia Indonesia
Salah satu janji kemerdekaan adalah janji kesejahteraan. Titik berangkat kesejahteraan bukan seperti dalam perspektif lama yakni Sumber Daya Alam (SDA), titik berangkatnya adalah kesadaran bahwa garda terdepan untuk meraih kemenangan adalah kualitas manusia. istilah kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan karena manusia Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya. Kualitas manusia ini hanya bias diraih lewat pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas itu sebab utamanya bukan karena gedung, buku, kurikulum atau bahasa yang berkualitas. Untuk mendorong hal tersebut perlunya sebuah kepemimpinan dan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang menggerakkan manusia Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan mendikte. Kepemimpinan yang bersifat patron-client  tidak lagi cocok untuk kondisi Indonesia saat ini. Yang lebih cocok adalah kepemimpinan yang mampu membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah.[ Kesederhanaan, Keteladanan Yang Menggerakkan. Majalah Tempo, 18 Agustus 2013. Hal. 110. Anies Baswedan.]

Rektor Termuda Di Indonesia
Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan dilantik menjadi rector Universitas Paramadina. Anies menjadi rektor menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan dan Intelektual Muslim, Nurcholish Madjid, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. Saat itu ia baru berusia 38 tahun dan menjadi rector termuda di Indonesia. Majalah Foreign Policy memasukan Anies dalam daftar 100 Intelektual Publik Dunia. 
Pada 2008, Ia merintis Program Beasiswa di Universitas Paramadina bernama Paramadina Fellowship. Program ini mengadopsi konsep yang biasa digunakan di universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa dengan menyematkan nama sponsor sebagai predikat penerima beasiswa. Jika mahasiswa A mendapat beasiswa dari institusi B, yang memang menjadi salah satu sponsor, di belakang nama mahasiswa dicantumkan nama sponsor, menjadi A, Paramadina, Institusi B Fellow.

Kelas Inspirasi

Anies Baswedan saat Kelas Inspirasi Jakarta 2012

Kelas Inspirasi mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama satu hari di hari yang disebut dengan HariInspirasi.Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Dengan Kelas Inspirasi diharapkan terjalin relasi yang dapat terus menerus sekolah dan kelas menengah pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara professional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu diharapkan mampu mendorong kalangan professional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa.
Menteri Pendidikan Republik Indonesia
Kemudian setelah Jokowi – Jusuf Kalla ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia tahun 2014, Jokowi kemudian menunjuk Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika memimpin kementrian pendidikan, Anies Baswe dan kemudian merombak organisasi di lingkup kementrian pendidikan seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dipisahkan, dan digabung dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Selain itu ia juga melakukan Pembenahan pada seleksi terbuka kemendikbud kemudian melakukan distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP), membuat program sekolah aman serta mengimbau para orang tua mengantar anaknya sekolah pada tahun ajaran baru. Anies juga menerapkan kurikulum pendidikan terbaru serta menyebarkan guru berkualitas di agar merata di semua wilayah serta melakukan hingga reformasi ujian nasional.
Banyak prestasi yang dibuat oleh Anies Baswedan ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan di era pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla, Anies Baswedan menjabat sebagai menteri pendidikan dari tahun 2014 hingga pertengahan tahun 2016. Setelah itu ia kemudian digantikan oleh Muhadjir Effendy. Setelah tidak menjabat sebagai menteri pendidikan, Anies Baswedan kemudian diusung oleh partai Gerindra untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan menikah dengan Fery Farhati Ganis, S.Psi., M.Sc. dan dikaruniai empat anak: Mutiara Annisa (sulung), Mikail Azizi (kedua), Kaisar Hakam (ketiga), dan Ismail Hakim (bungsu). Kediaman Anis Baswedan bertempat tinggal di daerah Lebak Bulus di Jakarta.

Anies Baswedan untuk Mahasiswa dan Pemuda
Sewaktu menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menekankan kepada para pemuda dan generasi bangsa untuk selalu mempersiapkan diriguna bersaing dengan negara-negara lain, apalagi saat ini sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Anies menekankan pada Mahasiswa Islam (HMI) agar benar-benar mengambil peran untuk menanamkan kesadarannya secara luas dalam mendorong pendidikan yang berintegritas sesuai tantangan jamannya.
Dalam sambutannya, Anies mempertanyakan posisi HMI sekarang terhadap tantangan generasi muda meneruskan perjuangan umat Islam di Indonesia yang sesuai dengan zamannya. Menurutnya, pearan mahasiswa dan pemuda harus memahami tantangan pergerakan Islam sebagaimana Indonesia memiliki jumlah populasi agama Islam yang terbesar di dunia.
“Kita harus membuat dunia takut kepada Indonesia, bukan Indonesia takut pada dunia. Saya pikir bentangan dari Maroko sampai Maluku berupa bentangan umat Islam dalam berperan di era globalisasi.Yang terpenting kunci penguasaan IPTEK dan keseriuasan dalam pendidikan,” tuturnya.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga menekankan kepada seluruh pemuda dan mahasiswa agar selalu percaya diri. “Kita harus menjadi bangsa percaya diri maka umat Islam harus percaya diri. Demokrasi Indonesia contoh demokrasi yang dewasa dan dunia melihat dengan kagum. Pendidikan dan keteladanan jadi kunci. Indonesia untuk lebih baik lagi.
100 Intelektual Publik Dunia
Pada 2008 Majalah Foreign Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual Publik Dunia. Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar hasil rilis majalah tersebut. Dalam daftar itu nama Anies sejajar dengan tokoh dunia seperti Noam Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.


Young Global Leaders
Jiwa kepemimpinan Anies Baswedan juga membuahkan hasil dengan hadirnya nama Anies dalam salah satu Young Global Leaders padaFebruari 2009 yang diberikan oleh World Economic Forum.
20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia
Dua tahun berselang setelah mendapat penghargaan 100 Intelektual Publik Dunia, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang. Dalam edisi khusus “20 orang 20 tahun”, Majalah ini menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan akan menjadi perhatiandunia. Mereka akan berperan dalam perubahan dunia dua decade mendatang. Menurut majalah itu Anies Baswedan dinilai sebagai salah satu tokoh calon pemimpin Indonesia masa mendatang. Nama Anies berdampingan dengan Vladimir Putin (Perdana Menteri Rusia), Hugo Chavez (Mantan Presiden Venezuela), David Miliband (Menteri Luar Negeri Inggris), Rahul Gandi (Sekjen Indian National Congress India), serta Paul Ryan (politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS).[Suwarto, Sogol Hadi. 2013. Most Inspiring People. Yogyakarta: Narasi. Hal. 115.]

Penghargaan
1.2013| The Golden Award (Gerakan Indonesia Mengajar).
2.2013| Anugerah Integritas Nasional dan Komunitas Pengusaha Anti Suap, serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
3.2013| Penghargaan Dompet Dhuafa Award 2013
4.2013|Penghargaan Tokoh Inspiratif (Anugerah Hari Sastra Indonesia) Internasional.
5.2004| Gerald Maryanov Award (Departemen Ilmu Politik Nothem lilinois).
6.2008|100 Intelektual Publik Dunia (Majalah Foreign Policy).
7.2009|Young Global Leaders (World Economic Forum)
8.2010| 20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia (Majalah Foresight Jepang)
9.2010|PASIAD Education Award-The Association of Social And Economic Science with Pacific Countries (PASIAD)
10.2010|Nakasone Yasuhiro Award (Mantan Perdana Menteriu Jepang Yashuhiro, Nakasone
11.2010|500 Muslim berpengaryh di Dunia (The Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania).

Indonesia butuh Pemimpin Cerdas Leader Of Century

Indonesia butuh Pemimpin Cerdas
Leader Of Century
Oleh : Ajrul Muhsinin



Sosok Intelektual Muslim yang satu ini patut diperbincangkan dan diperhitungkan, dengan beberapa penghargaan yang diraihnya, menjadikan ia masuk dalam jajaran Man Of the Century Abad ini. Apresiasi banyak diberikan baik dari kalangan para akademisi, aktifis, bidang pemerintahan dan masyarakat untuk sosok yang kredibel dan cerdas ini.
Sifat Fathonah dan amanah yang dimilikinya menjadikannya seorang yang dipercaya, sehingga beliau banyak diamanahkan pada posisi penting di Negara ini untuk menjalankan baik di Roda Pemerintahan dan Dunia Pendidikan, dengan ide-ide cemerlang melalui sistem organisasi yang baik dan terstruktur. sebagai seorang penulis tidak salahnya bila saya mengatakan sosok Mas Anies adalah sosok yang mampu bekerja dengan Hati dan fikiran. Sosok yang juga taat terhadap Agama ini memiliki nilai yang tinggi dalam hal kebangsaan dan keberagaman menjadikan dirinya sosok yang mampu memadukan Iman, Ilmu dan Amal.




Patut sebagian dari kita harus menjadikannya sebagai seorang pemimpin dikarenakan ia adalah sosok pemimpin yang mencintai ilmu pengetahuan. seorang ulama klasik timur tengah pun memberikan prasyarat untuk menjadikan seorang pemimpin adalah sosok yang mencintai Ilmu Pengetahuan. sebagai seorang penulis saya rasa mas Anies sudah memiliki itu.
Anies Rasyid Baswedan, lahir dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah pada 7 mei 1969, di Kuningan Jawa barat. Anies menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan ekonomi, di UGM, yogyakarta pada tahun 1995. kemudian tahun 1997 Anies melanjutkan S2 bidang International Security and Economic Policy di University of Maryland, College Park, Amerika Serikat. minat Anies pada dunia pendidikan dibuktikan dengan melanjutkan S3 di Departement Of Political Science, Northern Lilios University, Amerika Serikat tahun 1999 maka soal keilmuan mas Anies tidak perlu diragukan lagi.
Dibalik sosok yang sederhana dan kharismatik ia juga seorang muslim yang mencintai kaum yang lemah mustadhaffin kecintaanya pada orang-orang yang lemah menjadikannya sebagai sosok yang dermawan dan pengasih maka tidak heran bila ia semakin popular dikalangan tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan ibu-ibu.
tepat bila warga DKI Jakarta memilihnya sebagai sosok Pemimpin masa depan untuk menjadikan Jakarta lebih baik kedepan, ia adalah Man Of Century Abad ini Pemimpin cerdas yg akan membawa Jakarta lebih baik, baik disektor pendidikan, kesejahteraan masyarakat, ekonomi, dan kewirausahaan dsb. Salam bersama. Pendopo 2 Batu Ceper IV/Aswaja Society.

Minggu, 15 Mei 2016

Filsafat Dakwah

MAKALAH FILSAFAT DAKWAH
”HAKIKAT MEDIA DALAM DAKWAH”








Dosen Pengampuh: Pajrun Kamil. M. Sos. I

DISUSUN OLEH: KELOMPOK VI
1.      AJRUL MUHSININ                                      
2.      WILLYS RAHMANITA
3.      M. DAILAMI LUTHPI
4.      ROMA APRIANSYAH         


JURUSAN DAKWAH
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam mengahadapi era globalisasi informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai media penyampai informasi kepada halayak, sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi sebaliknya, keberadaan teknologi canggih di era globalisasi informasi dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk penyebaran informasi dan pesan-pesan dakwah Islam.
Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak cukup dengan media tradisional, seperti melalui ceramah dan pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih mengena sasaran dan tidak out of date.
Peranan media dalam keberhasilan dakwah sangat signifikan, karena media berfungsi sebagai sarana, alat atau peraantara dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Berhasil atau tidaknya pesan-pesan dakwah yang diterima oleh mad’u (Jama’ah) tentunya ditentukan oleh media yang digunakan. Pemilihan dan penggunaan media dalam berdakwah adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh juru dakwah. Oleh karena itu, para juru dakwah harus mampu menguasai berbagai media dari yang konvensional sampai dengan media modern.[1]
Media Cetak, Elektronik, Informasi, Sosial dewasa ini sangat menjamur seperti Majalah, Surat Kabar, Buletin, Televisi, Radio dan Internet. Hal ini merupakan wujud nyata dari sebuah era Informasi dan keterbukaan. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika para Pendakwah(Da’i)/Mubaligh mampu memanfaatkan media-media catak yang ada itu sebagai sarana untuk berdakwah. Para mubaligh hendaknya segera mempersiapkan diri menjadi penulis-penulis handal sehingga mampu bersaing dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dibidang media . mengingat Media saat ini banyak sekali peminatnya. Dunia pers yang memiliki fungsi marak. Pada dasarnya pers adalah pisau yang bermata dua, ia dapat menjadi alat dakwah yang efektif. Media informasi, cetak maupun elektronik yang berkembang saat inilah problem dasar bagi para pelaku dakwah. Masalahnya, siapkah para juru dakwah mengisi media-media ini untuk membawa misi  perdamaian dan penyelamatan bagi umat manusia. Atau hanya membiarkan masyarakat dijejali pesan-pesan dan propaganda yang menyeret umat manusia pada kejahilan, kesesatan dan akan menjadi penyesalan yang berkepanjangan.

B.     Rumusan Masalah
a.       Pengertian Media dan Dakwah
b.      Fungsi dan peranan Media dalam dakwah
c.       Hakekat Media Dalam Dakwah

C.    Maksud Dan Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan kita terhadap Dakwah dengan mengkolaborasikannya dengan media yang berkembang saat ini. Kita harus jeli dalam melihat fungsi media yang akhir-akhir ini banyak beredar di masyarakat. Dan kembali kepada hakikat media yang sebenarnya yakni membumikan dan mensyiarkan Islam secara luas dan menyeluruh.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya[2]
Menurut Wardi Bachtiar media Dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah, seperti Televisi, radio, kaset rekaman, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Dari definisi ini tampaknya Wardi Bachtiar cenderung mendefinisikan media sebagai alat atau benda fisik yang digunakan sebagai sarana alat komunikasi antara juru dakwah dengan jama’ah yang sangat menentukan dalam keberhasilan dakwah, yang jelas dari banyak pendapat media, mereka sepakat bahwa peranan media dalam mencapai keberhasilan dakwah sangat penting.[3]
Adapun yang dimaksud dengan media (wasilah) dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u[4] Dengan banyaknya media yang ada, maka da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah sebagai berikut:
1.     Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.
2.      Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai.
3.      Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.
4.      Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
5.      Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da’i.
6.      Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian.
7.      Efektifitas dan efesiensi harus diperhatikan.
Pengertian Dan Definisi Dakwah
1.      Arti Dakwah Menurut Bahasa (etimologi)
 Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata ( bahasa), dakwah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti "panggilan, ajakan atau seruan"
2.      Arti Dakwah Menurut istilah (semantik)
   Dakwah menurut arti istilahnya mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak Ahli Ilmu Dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam pendapat. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka didalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah akan disajikan beberapa definisi dakwah.
    Menurut Drs.Hamzah Yaqup dalam bukunya" Publisistik Islam memberikan pengertian dakwah dalam islam ialah "Mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk  Allah dan RasulNya". (47: 9)
   Dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasihat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula[5].
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ    
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[6] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

B.     Fungsi dan peranan Media Dalam Dakwah
Dalam konteks dakwah media bias multi fungsi, sebagai alat bantu. Media berfungsi untuk mencapai tujuan dakwah dari juru dakwah kepada mad’u (Jama’ah). Sebagai sarana media berfungsi sebagai mediator antara juru dakwah kepada sasaran dakwabh. Sebagai perantara, media berfungsi sebagai petunjuk yang dilalui juru dakwah untuk mencapai jama’ah. Yang jelas apapun pengertian dan fungsi media. Yang pasti pengetahuan dan penguasaan tentang media sangat penting dimiliki dan diketahui oleh juru dakwah.

C.    Hakikat Media Dalam Dakwah
Pada dasarnya, dakwah dapat menggunakan berbagai media yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah. Berdasarkan banyaknya komunikan yang menjadi sasaran dakwah, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa[7]
1.      Media Massa
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi dakwah.
Keuntungan dakwah dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan, artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi media masa sangat efektif dalam mengubah sikap, perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.

2.      Media Nonmassa
Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu seperti surat, telepon, SMS, telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal[8]
Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi terutama media massa telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan adalah dalam komunikasi dakwah massa. Media yang terbaik untuk mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan sesuatu dalam dakwah, secara terperinci, Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi lima:
a.       Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b.      Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.
c.       Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
d.      Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya. Bisa berbentuk televisi, slide, ohap, internet, dan sebagainya.
e.       Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u[9]

Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.      The spoken words (berbentuk ucapan)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditampak oleh telinga dan biasa disebut dengan the audial media da dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon, radio dan lain-lain[10]
2.      The printed writing (yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosure, pamphlet, dan sebagainya[11]
3.      The audio visual (berbentuk gambar hidup)
Yaitu merupakan penggabungan dari kedua golongan diatas, yang termasuk dalam kategori ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya[12]


Disamping penggolongan wasilah diatas, wasilah dakwah dari segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1.      Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara tradisonal dipentaskan didepan umum terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan sebagainya.
2.      Media modern, yang diistilahkan juga dengan “media elektronika” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern ini antara lain televise, radio, pers dan sebagainya[13]
















BAB III
PENUTUP
Media (wasilah) dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan banyaknya media yang ada, maka seorang da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Bentuk-bentuk media dakwah terbagi menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa. Jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah maka media itu terbagi kedalam tiga golongan, yakni yang berbentuk ucapan, tulisan, dan yang berbentuk gambar hidup. Sedangkan bila dilihat dari segi sifatnya, maka wasilah dakwah itu dibedakan menjadi wasilah tradisional dan wasilah modern. Disamping itu juga terdapat beberapa benda yang secara umum digunakan sebagai media dakwah. Pertama, yaitu media visual misalnya film slide, OHP, dan gambar (foto). Kedua, yaitu media audio seperti radio dan tape recorder. Ketiga, yakni media audio visual misalnya televise, internet, dan film. Dan yang terakhir yaitu media cetak seperti halnya surat kabar, buku dan majalah.
Dakwah dapat dilaksanakan dengan berbagai metode seperti, ceramah,diskusi, tanya jawab, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam berdakwah walaupun sudah menggunakan media modern namun tidak menghilangkan media tradisional yang masih digunakan dengan baik, sehingga dalam berdakwah penggunaan media tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Karena keadaan lingkungan masing- masing masyarakat tidak selalu sama, maka materinya juga harus bervariasi menyesuaikan keadaan dimana juru dakwah harus mencari masalah – masalah yang dihadapi dan sekaligus memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan pembicaraan dalam berdakwah.







DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman, Metode Dakwah, Cet. I, LP2M STAIN Curup, 2010. Curup.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Dr. H. Salmadanis. MA, Filsafat Dakwah. Cet. II, Pen. SURAU, 2003, Jakarta.




[1] Dr. Wardi Bachtiar, Methodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997. Hlm. 35
[2] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal. 113.
[3] Drs. Mahfudh Shaludin dkk. Methodelogi Pendidikan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1984. Hlm. 144.
[4] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 120.
[5] Asmuni Syukur, Dasar-Dasar  Strategi  Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas,1983, hlm.17-19
[6] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
[7] Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 105.
[8] Ibid.Hlm. 106.
[9] Moh. Ali Aziz, Ilmu…, hal. 120
[10] Ibid. Hlm. 121
[11] Wahyu Ilaihi, Komunikasi…, hal. 107.
[12] Ibid,.
[13] Ibid,.