Minggu, 15 Mei 2016

Filsafat Dakwah

MAKALAH FILSAFAT DAKWAH
”HAKIKAT MEDIA DALAM DAKWAH”








Dosen Pengampuh: Pajrun Kamil. M. Sos. I

DISUSUN OLEH: KELOMPOK VI
1.      AJRUL MUHSININ                                      
2.      WILLYS RAHMANITA
3.      M. DAILAMI LUTHPI
4.      ROMA APRIANSYAH         


JURUSAN DAKWAH
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam mengahadapi era globalisasi informasi dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai media penyampai informasi kepada halayak, sepertinya tidak dapat dibendung. Tetapi sebaliknya, keberadaan teknologi canggih di era globalisasi informasi dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk penyebaran informasi dan pesan-pesan dakwah Islam.
Aktivitas dakwah Islam saat ini tidak cukup dengan media tradisional, seperti melalui ceramah dan pengajian yang masih menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah Islam lebih mengena sasaran dan tidak out of date.
Peranan media dalam keberhasilan dakwah sangat signifikan, karena media berfungsi sebagai sarana, alat atau peraantara dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. Berhasil atau tidaknya pesan-pesan dakwah yang diterima oleh mad’u (Jama’ah) tentunya ditentukan oleh media yang digunakan. Pemilihan dan penggunaan media dalam berdakwah adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh juru dakwah. Oleh karena itu, para juru dakwah harus mampu menguasai berbagai media dari yang konvensional sampai dengan media modern.[1]
Media Cetak, Elektronik, Informasi, Sosial dewasa ini sangat menjamur seperti Majalah, Surat Kabar, Buletin, Televisi, Radio dan Internet. Hal ini merupakan wujud nyata dari sebuah era Informasi dan keterbukaan. Oleh sebab itu alangkah baiknya jika para Pendakwah(Da’i)/Mubaligh mampu memanfaatkan media-media catak yang ada itu sebagai sarana untuk berdakwah. Para mubaligh hendaknya segera mempersiapkan diri menjadi penulis-penulis handal sehingga mampu bersaing dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dibidang media . mengingat Media saat ini banyak sekali peminatnya. Dunia pers yang memiliki fungsi marak. Pada dasarnya pers adalah pisau yang bermata dua, ia dapat menjadi alat dakwah yang efektif. Media informasi, cetak maupun elektronik yang berkembang saat inilah problem dasar bagi para pelaku dakwah. Masalahnya, siapkah para juru dakwah mengisi media-media ini untuk membawa misi  perdamaian dan penyelamatan bagi umat manusia. Atau hanya membiarkan masyarakat dijejali pesan-pesan dan propaganda yang menyeret umat manusia pada kejahilan, kesesatan dan akan menjadi penyesalan yang berkepanjangan.

B.     Rumusan Masalah
a.       Pengertian Media dan Dakwah
b.      Fungsi dan peranan Media dalam dakwah
c.       Hakekat Media Dalam Dakwah

C.    Maksud Dan Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan kita terhadap Dakwah dengan mengkolaborasikannya dengan media yang berkembang saat ini. Kita harus jeli dalam melihat fungsi media yang akhir-akhir ini banyak beredar di masyarakat. Dan kembali kepada hakikat media yang sebenarnya yakni membumikan dan mensyiarkan Islam secara luas dan menyeluruh.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media Dakwah
Kata media berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya[2]
Menurut Wardi Bachtiar media Dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah, seperti Televisi, radio, kaset rekaman, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Dari definisi ini tampaknya Wardi Bachtiar cenderung mendefinisikan media sebagai alat atau benda fisik yang digunakan sebagai sarana alat komunikasi antara juru dakwah dengan jama’ah yang sangat menentukan dalam keberhasilan dakwah, yang jelas dari banyak pendapat media, mereka sepakat bahwa peranan media dalam mencapai keberhasilan dakwah sangat penting.[3]
Adapun yang dimaksud dengan media (wasilah) dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u[4] Dengan banyaknya media yang ada, maka da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah sebagai berikut:
1.     Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.
2.      Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai.
3.      Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.
4.      Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
5.      Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da’i.
6.      Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian.
7.      Efektifitas dan efesiensi harus diperhatikan.
Pengertian Dan Definisi Dakwah
1.      Arti Dakwah Menurut Bahasa (etimologi)
 Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata ( bahasa), dakwah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti "panggilan, ajakan atau seruan"
2.      Arti Dakwah Menurut istilah (semantik)
   Dakwah menurut arti istilahnya mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak Ahli Ilmu Dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam pendapat. Hal ini tergantung pada sudut pandang mereka didalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah akan disajikan beberapa definisi dakwah.
    Menurut Drs.Hamzah Yaqup dalam bukunya" Publisistik Islam memberikan pengertian dakwah dalam islam ialah "Mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk  Allah dan RasulNya". (47: 9)
   Dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasihat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula[5].
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ    
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[6] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

B.     Fungsi dan peranan Media Dalam Dakwah
Dalam konteks dakwah media bias multi fungsi, sebagai alat bantu. Media berfungsi untuk mencapai tujuan dakwah dari juru dakwah kepada mad’u (Jama’ah). Sebagai sarana media berfungsi sebagai mediator antara juru dakwah kepada sasaran dakwabh. Sebagai perantara, media berfungsi sebagai petunjuk yang dilalui juru dakwah untuk mencapai jama’ah. Yang jelas apapun pengertian dan fungsi media. Yang pasti pengetahuan dan penguasaan tentang media sangat penting dimiliki dan diketahui oleh juru dakwah.

C.    Hakikat Media Dalam Dakwah
Pada dasarnya, dakwah dapat menggunakan berbagai media yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah. Berdasarkan banyaknya komunikan yang menjadi sasaran dakwah, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa[7]
1.      Media Massa
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi dakwah.
Keuntungan dakwah dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan, artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi media masa sangat efektif dalam mengubah sikap, perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.

2.      Media Nonmassa
Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu seperti surat, telepon, SMS, telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal[8]
Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi terutama media massa telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan adalah dalam komunikasi dakwah massa. Media yang terbaik untuk mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan sesuatu dalam dakwah, secara terperinci, Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi lima:
a.       Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b.      Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.
c.       Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
d.      Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya. Bisa berbentuk televisi, slide, ohap, internet, dan sebagainya.
e.       Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u[9]

Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.      The spoken words (berbentuk ucapan)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditampak oleh telinga dan biasa disebut dengan the audial media da dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon, radio dan lain-lain[10]
2.      The printed writing (yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosure, pamphlet, dan sebagainya[11]
3.      The audio visual (berbentuk gambar hidup)
Yaitu merupakan penggabungan dari kedua golongan diatas, yang termasuk dalam kategori ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya[12]


Disamping penggolongan wasilah diatas, wasilah dakwah dari segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1.      Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara tradisonal dipentaskan didepan umum terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan sebagainya.
2.      Media modern, yang diistilahkan juga dengan “media elektronika” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern ini antara lain televise, radio, pers dan sebagainya[13]
















BAB III
PENUTUP
Media (wasilah) dakwah adalah alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Dengan banyaknya media yang ada, maka seorang da’i harus memilih media yang paing efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Bentuk-bentuk media dakwah terbagi menjadi dua, yaitu media massa dan media nonmassa. Jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah maka media itu terbagi kedalam tiga golongan, yakni yang berbentuk ucapan, tulisan, dan yang berbentuk gambar hidup. Sedangkan bila dilihat dari segi sifatnya, maka wasilah dakwah itu dibedakan menjadi wasilah tradisional dan wasilah modern. Disamping itu juga terdapat beberapa benda yang secara umum digunakan sebagai media dakwah. Pertama, yaitu media visual misalnya film slide, OHP, dan gambar (foto). Kedua, yaitu media audio seperti radio dan tape recorder. Ketiga, yakni media audio visual misalnya televise, internet, dan film. Dan yang terakhir yaitu media cetak seperti halnya surat kabar, buku dan majalah.
Dakwah dapat dilaksanakan dengan berbagai metode seperti, ceramah,diskusi, tanya jawab, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam berdakwah walaupun sudah menggunakan media modern namun tidak menghilangkan media tradisional yang masih digunakan dengan baik, sehingga dalam berdakwah penggunaan media tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Karena keadaan lingkungan masing- masing masyarakat tidak selalu sama, maka materinya juga harus bervariasi menyesuaikan keadaan dimana juru dakwah harus mencari masalah – masalah yang dihadapi dan sekaligus memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan pembicaraan dalam berdakwah.







DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman, Metode Dakwah, Cet. I, LP2M STAIN Curup, 2010. Curup.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Dr. H. Salmadanis. MA, Filsafat Dakwah. Cet. II, Pen. SURAU, 2003, Jakarta.




[1] Dr. Wardi Bachtiar, Methodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997. Hlm. 35
[2] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal. 113.
[3] Drs. Mahfudh Shaludin dkk. Methodelogi Pendidikan Agama, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1984. Hlm. 144.
[4] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 120.
[5] Asmuni Syukur, Dasar-Dasar  Strategi  Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas,1983, hlm.17-19
[6] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
[7] Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 105.
[8] Ibid.Hlm. 106.
[9] Moh. Ali Aziz, Ilmu…, hal. 120
[10] Ibid. Hlm. 121
[11] Wahyu Ilaihi, Komunikasi…, hal. 107.
[12] Ibid,.
[13] Ibid,.